Minggu, 07 Juni 2009

Bercermin pada Berlian

Sebuah batu berlian tidak akan seindah apa yang kita lihat sebelum dipoles oleh orang yang ahli. semakin ahli si pemoles maka semakin indah nan cantik pula berian tersebut. semakin cantik berlian itu maka semakin mahal pula harganya. semakin mahal harganya maka semakin terbatas orang yang mampu membelinya. akankah aku termasuk satu diantara mereka?

Semakin aku mengetahui nilai kualitas dari berlian itu, semakin aku merasa miskin. aku ragu pada diriku sendiri sekaligus malu. Apa yang bisa aku berikan untuk menjadi jaminan kepada si pemoles berlian agar ia mau memindahkan tanggung jawabnya atas berlian itu kepada saya? Bukan hanya seisi dunia yang harus mampu aku berikan, tetapi juga berupa segumpal daging dalam diriku. Mampukah aku??

4 komentar:

Nabila Ibrahim mengatakan...

manis sekali, saya menangkapnya: anda menganalogikan wanita yang dicintai dengan berlian. Jika benar begitu, saya dapat memahami esensi tulisan saudara, sebuah perasaan yang pasti dirasakan seorang pria baik2.. Kalu begitu bersyukurlah sang berlian karena dicintai oleh seorang pria baik2 seperti anda..

hfiz03 mengatakan...

wah, untuk erkata cinta saya masih belum berani. itu merupakan kata yang sulit keluar dari lidah saya. karena cinta bagi saya bukan sekadar perasaan saja, tapi lebih dari itu.

kalau dibilang pria baik2, saya terus terang tidak yakin dengan hal itu. saya masih sering terpikir firman allah yang menyatakan laku-laku baik akan mendapatkan perempuan yang baik pula. apakah kebaikan saya cukup untuk menyamai kebaikannya??

Diaz Bela Yustisia mengatakan...

analoginya bagus :)

hm... nggak ada kadar yang pasti buat mneyaring kebaikan, fiz. kl kamu suka an enjoy sama dia, let it flow aja :D

hfiz03 mengatakan...

haha..
banyak yang ngomong kayak gitu. just let it flow. wusshh...

tapi emang kayaknya aku orang yang kebanyakan mikir nih. mo di bilang kayak gitu juga masih aja kepikiran..
^^


Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Construction. Powered by Blogger