Aku bangun pada dua per tiga malam-MU
Ku basuh wajah sayu penuh kemalasan
Dengan segenap keciutan nyali aku berdiri tegap
Menghadap tuhan penuh sesal dan tangis
Tak bisa kupadamkan api hati, bukan kuasaku atasnya
Apa yang Engkau pertahankan padaku takkan kusesali
Sembilan sujud telah ku tangisi
Bersimpuh ku mengangkat tangan
Terucaplah semua yang terpendam
Berusaha tegar dengan mengeluh
Rab, aku hina penuh dosa tak terhitung
Pinta dan doa ku pun tak terhitung
Tapi tak satupun permohonan ampun terucap
Semua hanya doa egoku
Ampuni aku atas segala kehinaan dengan dosa
Rab, gadis berbalut kain panjang telah dewasa
Tetap pada jalan yang telah diamanahi
Menjadi wanita yang Engkau ridhoi
Ia memilih jalan yang ia yakini kebenarannya
Jagalah ia seiring dengan waktu
Dari segala keburukan yang ada
Sungguh Engkau sebaik-baik penjaga
Rab, apa yang kuberikan takkan aku tagih
Apa yang kulakukan takkan ku ungkit
Bimbinglah ia menuju kebaikan
Hingga ia terus menjadi lebih baik
Sungguh Engkau sebaik-baik pemberi petunjuk
Rab, aku ikhlaskan semua yang terjadi
Takkan jadi beban bagiku
Ikhlaskan pula diriku atas dirinya
Agar tak ada hutang yang terikat
Dan amal tetap terjalin tak putus
Ku basuh mukaku dengan tadahan doa tanganku
Berharap doa kan terkabul
Karena janji-Nya selalu benar
Tek pernah ingkar sekali pun
Tak perlu kau khawatir dan sungkan
Sungguh keadaan telah membaik sekarang
Keadaan benar – benar telah membaik
Yogyakarta, 10 maret 2010
Pukul 11.11
Selasa, 09 Maret 2010
Empat Bait Doa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
Fiz, tukeran link yuk.. sama mbok pilihan follownya dipake, biar gampang kontaknya... =D
Amin, keadaan yang demikian hanya terbentuk olehucapan doa dan syukur kita.
angga: wah aku nggak ngerti e. tapi ntar link mu tak tarok di blog ku. hehe
kang supri: iya, setuju. btw, salam kenal. makasih udah mampir..^^..
Posting Komentar